Minggu, 25 Desember 2011
18:11:22 - oleh : alucard
Kenali
Gula Sebelum Membeli
Juga muncul anggapan yang keliru tentang perbedaan antara gula lokal dengan gula rafinasi, baik itu dari perbedaan bentuk maupun kualitas. Biasanya, untuk membedakan gula lokal dan rafinasi, masyakrakat melihat dari warna dan rasa. Gula lokal sering identik dengan warna keruh kecokelatan, serta rasanya lebih manis dari gula rafinasi dengan takaran konsumsi yang sama.
Namun, itu indikator yang kurang tepat. Menurut pendapat Faizal, Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan atau Responsibility Center Pabrik Gula Kanigoro Madiun, warna keruh kecokelatan pada bentuk fisik gula belum bisa dijadikan patokan pembeda antara gula rafinasi dengan gula lokal.
“Warna kecokelatan pada gula memang bisa menjadi pembeda antara gula lokal dengan gula rafinasi. Tapi itu tidak bisa menjadi patokan resmi, karena ada beberapa pabrik gula lokal menghasilkan gula lokal dengan warna putih. PG Kanigoro hasil produksi gulanya juga putih,” katanya, Minggu (25/12).
Pada dasarnya, lanjut Faizal, gula rafinasi dan gula lokal mempunyai persamaan, di mana keduanya sama sama pemanis alami dari tanaman, yaitu tebu atau beet yang banyak digunakan untuk memberi citarasa manis pada makanan, minuman, dan obat obatan.
Perbedaanya itu terletak pada pemrosesan dari tanaman hingga menjadi bulir gula. Bahan baku gula rafinasi adalah raw sugar atau gula kristal merah (GKM). Raw sugar adalah gula mentah dari nira hasil penggilingan tanaman tebu atau beet yang telah mengalami proses penguapan.
Faizal juga menambahkan, rafinasi diambil dari kata refinery, yang artinya menyuling, menyaring, membersihkan. Jadi, bisa dikatakan gula rafinasi adalah gula yang mempunyai kualitas kemurnian tinggi. Karena melalui proses pemurnian bertahap, gula rafinasi memiliki kadar keputihan (ICUMSA) 45, jauh di atas gula kristal putih (GKP) dengan kadar ICUMSA 200-300.
Karena itulah, ciri fisik gula rafinasi adalah berwarna putih bersih dan lebih cerah, serta butiran kristalnya lebih halus dan lembut bila dibandingkan dengan gula lokal. Itu karena melalui proses pemurnian yang lebih ketat tadi.
Faizal menambahkan, dari sisi harga di pasaran, antara gula lokal dan gula rafinasi tidak terlalu mencolok bedanya. “Memang ada selisih, harga gula rafinasi lebih murah dibanding gula lokal. Itu karena biaya produksi yang juga lebih murah bila dibanding gula lokal. Tapi, gula rafinasi yang sudah dikemas secara baik dan mempunyai merk dagang itu malah lebih mahal sedikit dibanding dengan gula lokal,” katanya.(alucard)
Rafinasi vs Gula Kristal Putih
06/08/2011 | adig | Artikel
TIDAK semua orang mengerti tentang gula rafinasi. Konsumen Indonesia lebih mengenal gula kristal sebagai gula pasir, tak peduli apakah dari jenis gula kristal rafinasi (baca: gula rafinasi) maupun gula kristal putih. Apalagi bicara kualitas. Yang muncul justru anggapan keliru sebagian masyarakat bahwa semakin keruh warna gula kristal semakin manis rasanya. Namun, apa sesungguhnya perbedaan gula rafinasi dan GKP? Gula rafinasi merupakan salah satu jenis gula sukrosa yang diproduksi melalui tahapan awal gula kristal mentah (raw sugar), meliputi proses pelarutan kembali (remelting), klarifikasi, dekolorisasi, kristalisasi, fugalisasi, pengeringan, dan pengemasan. Selengkapnya......